https://bocconiesa.files.wordpress.com/ |
Apa
itu GNTT?
Tanggal 14 Agustus 2014 menjelang
peringatan HUT Negara Republik Indonesia ke-69, merupakan milestone dimulainya pencanangan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNTT)
oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Jakarta. Pencanangan
GNTT bertujuan untuk meningkatkan awareness
masyarakat terhadap penggunaan instrumen non-tunai, yang mengarah kepada less cash society.
Potensi transaksi pembayaran non-tunai di Indonesia masih sangat besar, didukung oleh angka rasio penetrasi akses perbankan ke masyarakat yang masih cukup rendah sebesar 36%1, dan tantangan pengembangan infrastruktur perbankan karena faktor geografis dan jumlah penduduk.
Pengenalan Instrumen Pembayaran dan Jenis Uang Beredar
Sebelum
membahas mengenai program GNTT, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu
instrumen pembayaran yang berlaku saat ini dan jenis uang yang beredar.
Menurut Bank Indonesia, instrumen alat
pembayaran dapat dikategorikan menjadi dua:
1. Instrumen pembayaran tunai
2. Instrumen pembayaran non-tunai
Instrumen
pembayaran tunai dapat dibagi menjadi 3
jenis:
a. Uang Kertas
b. Uang Logam
c. Uang Khusus
Kategori uang khusus umumnya jarang digunakan untuk transaksi. Emisi jenis
uang khusus ditujukan untuk peringatan kejadian nasional tertentu dan fungsi
kolektor.
Instrumen pembayaran tunai disebut juga sebagai "uang kartal", umumnya digunakan sebagai
alat pembayaran sehari-hari yang sifatnya retail, misalnya ongkos transportasi,
belanja di pasar, membeli makanan, dan lain sebagainya. Pada era tahun 1980an,
di mana perkembangan teknologi masih terbatas, uang kartal bahkan digunakan
untuk alat pembayaran dengan jumlah yang besar, misalnya untuk membayar uang
muka rumah, kendaraan, dan lain sebagainya.
Instrumen pembayaran non-tunai dapat
dibagi menjadi 5 jenis:
a. Kartu
Kartu debit dan kartu kredit dengan menggunakan chip.
b. Cek
c. Bilyet Giro
d. Nota Debit
e.
Uang Elektronik (atau dikenal dengan E-Money)
Kartu
debit dan kartu kredit, sudah cukup umum di masyarakat. Fungsinya sebagai alat
pembayaran dalam ukuran nominal menengah ke besar, sesuai dengan limit
masing-masing nasabah. Cek, bilyet giro dan nota debit, umumnya digunakan untuk
masyarakat yang memiliki kegiatan bisnis sebagai alat pembayaran transaksi
dalam nominal yang besar. Cek, bilyet giro dan nota debit akan memudahkan
pelaku bisnis dalam menyelesaikan transaksi dengan pihak lain, tanpa harus
mengambil dan menyerahkan fisik uang dalam jumlah yang besar.
Yang
menjadi fokus program GNTT adalah transaksi yang bersifat retail, dengan tujuan
secara bertahap mengurangi kebutuhan dan ketergantungan terhadap uang kartal, yaitu
fokusnya kepada produk uang elektronik. Menurut Bank Indonesia, Uang Elektronik dikelompokkan
menjadi dua; chip based untuk media
kartu plastik dan server based untuk
media smartphone.
Perkembangan teknologi khususnya di
bidang financial technology (fintech) yang sedemikian cepatnya
mendorong munculnya uang elektronik kategori server based. Bank Indonesia merespon hal ini dengan segera
melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia tentang Uang Elektronik,
dengan dikeluarkannya PBI No. 18/17/PBI/2016, menggantikan PBI No.
11/12/PBI/2009. Data uang elektronik kategori server based cukup sulit diketahui jumlah dan sirkulasinya. Adanya
peraturan yang baru tersebut diharapkan dapat membantu Bank Indonesia mengawasi
perkembangan e-money server based
tersebut dalam koridor yang benar.
Dengan pengelompokan instrumen alat
pembayaran tersebut, jumlah uang beredar menurut Bank Indonesia dapat diartikan
sebagai berikut:
1. M1, atau narrow
money
Definisi uang kategori ini mencakup uang kartal yang
dipegang oleh masyarakat dan uang giral (giro dengan denominasi Rupiah).
Pengertian uang kartal adalah uang
dalam bentuk fisik atau bank note
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral, dengan bahan kertas
dan logam. Umumnya uang kartal
digunakan untuk transaksi pembayaran yang bersifat retail dan nominal yang
relatif kecil.
2. M2
M1 + uang kuasi
Uang kartal, uang giral (denominasi Rupiah), tabungan,
simpanan berjangka dalam Rupiah dan valas, dan giro valas, dan surat berharga
yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki oleh sektor swasta domestik
dengan sisa jangka waktu tidak lebih dari satu tahun (instrumen pasar uang
dalam negeri).
Keberhasilan program GNTT dapat diukur
salah satunya melalui pertumbuhan jumlah M2 yang lebih besar dibandingkan dengan
jumlah M1, atau secara spesifik dibandingkan dengan uang kartal.
Gambar 3 – Tren Perkembangan Uang Kartal dan M2 |
Hasil dari program GNTT sejak tahun 2014
cukup terlihat melalui indikator pada gambar 3. Di mana angka pertumbuhan
tahunan gabungan (CAGR) M2 sejak tiga tahun terakhir lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan uang kartal. Proporsi uang kartal dalam M2 juga semakin
menurun, di mana pada akhir tahun 2012 sebesar 13,3% dari M2, turun menjadi
11,9% pada bulan September 2016.
Perkembangan
Instrumen Pembayaran Non-Tunai
Berdasarkan data dari Newsletter Bank
Indonesia, transaksi non-tunai di Indonesia masih sangat kecil. Secara proporsi
baru 0,6% dari nilai transaksi yang dibayar dengan non-tunai, sisanya sebesar
99,4% masih menggunakan pembayaran tunai. Jika dibandingkan dengan negara
tetangga lain seperti Thailand yang nilai transaksi non-tunai telah mencapai
2,8%, Malaysia sebesar 7,7%, dan Singapura yang mencapai 45,5% dari total nilai
transaksi2, potensi yang
dihadapi oleh Indonesia masih sangat besar.
Contoh negara maju lain, Korea Selatan
telah memulai kampanye less cash society
sejak tahun 1999. Hasilnya adalah 70% dari transaksi dilakukan secara non-tunai2.
Salah satu kendala dari perkembangan
infrastruktur pembayaran non-tunai adalah konsentrasi dari jumlah infrastruktur
tersebut masih berada di wilayah pulau Jawa dan Sumatera. Masing-masing bank
berlomba-lomba untuk menambah jumlah sarana infrastruktur mereka, yang berujung
pada inefisiensi biaya operasional. Seharusnya pihak bank bekerja sama untuk
menggunakan sarana infrastruktur di daerah yang sudah terkonsentrasi, dan
mengembangkan sarana yang baru di wilayah timur yang masih sangat potensial.
Hal ini sudah direspon oleh Himpunan
Bank-Bank Negara (Himbara) dengan meluncurkan jaringan ATM konsolidasi dengan
nama ATM Himbara untuk mensinergikan sarana infrastruktur mereka dan menghilangkan
biaya transaksi untuk efisiensi nasabah3.
Pertumbuhan jumlah kartu ATM, kartu
kredit dan e-money sejak tahun 2009
menunjukkan perkembangan yang cukup dinamis. Pertumbuhan jumlah kartu ATM
relatif cukup normal, seiring dengan perkembangan jumlah nasabah dan penetrasi
perbankan. Sementara angka pertumbuhan jumlah kartu kredit cukup stagnan. Hal
ini dikarenakan penerapan peraturan Bank Indonesia No. 14/2/PBI/2012 mengenai
Penyelenggaraan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu. Peraturan ini membatasi
kepemilikan kartu kredit yang sebelumnya tidak diregulasi. Justifikasi dari
peraturan tersebut adalah untuk manajemen risiko dari sisi penerbit kartu dan
pengguna kartu kredit. Fasilitas kartu kredit hanya dapat diberikan kepada
pemegang kartu dengan umur minimal 21 tahun, dan pendapatan di atas Rp 3 juta
dibatasi maksimal dua penerbit kartu kredit. Dampak dari implementasi PBI
tersebut terlihat pada data jumlah kartu kredit yang flat sejak tahun 2012 hingga saat ini.
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah kartu,
angka volume transaksi kartu ATM, kartu kredit dan e-Money menunjukkan indikasi
yang sama. Volume transaksi e-Money lebih agresif dibandingkan dengan
pertumbuhan jumlah kartunya (CAGR 77% vs 50%). Hal ini dapat dikarenakan penerapan
e-ticketing pada bus Transjakarta dan
Commuterline sejak tahun 2014. Kedua
program tersebut mendorong tumbuhnya volume transaksi e-Money secara
signifikan.
Dari sisi jumlah nominal transaksi pada
kartu ATM, menunjukkan pertumbuhan dengan CAGR 19% dalam 7 tahun terakhir.
Sedangkan dari rata-rata nominal transaksi terlihat bahwa flat hanya Rp 1,1
juta per transaksi. Ini berarti bahwa umumnya nasabah menggunakan kartu ATM
dengan rata-rata nominal transaksi kisaran Rp 1 juta. Hal yang sama ditunjukkan
pada data kartu kredit. Rata-rata nominal transaksi kisaran Rp 900.000,- hingga
Rp 1 juta, tetapi dengan pertumbuhan nominal transaksi yang lebih lambat
dibanding kartu ATM (CAGR 11% vs 19%).
Data kartu e-Money menunjukan consumer behavior yang cukup menarik.
Jumlah nominal transaksi tumbuh tinggi, dengan CAGR 47% (tertinggi dibanding
kartu ATM dan kartu kredit), tetapi rata-rata nominal per transaksi justru
menunjukkan angka yang menurun. Di tahun 2015, rata-rata nominal transaksi e-Money hanya Rp 10.000,- per transaksi,
dibandingkan Rp 30.000,- pada tahun 2009. Ini menunjukkan kontribusi yang cukup
besar dari transaksi retail, khususnya di bidang transportasi (Transjakarta dan
Commuterline) dan pembayaran tiket
tol electronic. Perubahan consumer behavior pada transaksi
transportasi dan tol, memperlihatkan bahwa awareness
masyarakat sudah semakin baik dalam memanfaatkan instrumen pembayaran
non-tunai.
Tren positif ini bukan berarti program
GNTT yang dijalankan sudah berhasil. Masih banyak program dan inisiatif lain
yang bisa dikembangkan oleh pemerintah dan pihak swasta. Inovasi pada metode
e-payment dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, dapat mempercepat konversi
penggunaan pembayaran non-tunai.
Program GNTT yang terus dikembangkan
oleh Bank Indonesia, akan mencakup kategori transaksi3 sebagai
berikut:
1. Person to Person
payment (P to P)
2. Person to Business
payment (P to B)
3. Business to Business
payment (B to B)
4. Government to Person
payment (G to P)
5. Person to Government
payment (P to G)
Inisiatif yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat adalah dengan mentransaksikan 90 persen dan mentransfer 100 persen anggaran ke daerah secara non-tunai. Implementasi pembayaran non-tunai di daerah yang masih harus ditingkatkan lagi.
Salah satu indikator negara maju adalah semakin terbatasnya penggunaan uang tunai dalam kegiatan sehari-hari. Gambar 9 di atas yang dikutip dari www.visualcapitalist.com memperlihatkan bahwa tingkat penggunaan pembayaran non-tunai di negara maju di kawasan Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia Pasifik (Jepang, Korea, Hong Kong, Australia) mencapai 34-52% terhadap total transaksi. Berbeda jauh dengan negara-negara di luar kawasan tersebut yang penggunaan pembayaran non-tunai hanya berkisar 1-9% dari total transaksi.
Untuk mengejar kertinggalan ini, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program GNTT. Program edukasi dan perluasan akses jasa keuangan juga perlu ditingkatkan agar tingkat literasi dan finansial inklusi dapat semakin tinggi.
Gambar 9 – Rata-rata Nominal Transaksi Kartu ATM, Kartu Kredit dan E-Money |
Salah satu indikator negara maju adalah semakin terbatasnya penggunaan uang tunai dalam kegiatan sehari-hari. Gambar 9 di atas yang dikutip dari www.visualcapitalist.com memperlihatkan bahwa tingkat penggunaan pembayaran non-tunai di negara maju di kawasan Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia Pasifik (Jepang, Korea, Hong Kong, Australia) mencapai 34-52% terhadap total transaksi. Berbeda jauh dengan negara-negara di luar kawasan tersebut yang penggunaan pembayaran non-tunai hanya berkisar 1-9% dari total transaksi.
Untuk mengejar kertinggalan ini, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program GNTT. Program edukasi dan perluasan akses jasa keuangan juga perlu ditingkatkan agar tingkat literasi dan finansial inklusi dapat semakin tinggi.
Manfaat dari Transaksi Pembayaran Non-Tunai
Banyak
hal positif yang dapat dirasakan manfaatnya melalui transaksi pembayaran
non-tunai, yaitu sebagai berikut:
§ Aman
§ Cepat
§ Nyaman
§ Praktis
§ Akuntabilitas dan transparansi
§ Efisiensi di sisi Bank
Indonesia sebagai pengelola uang kartal
§ Pencatatan transaksi secara otomatis melalui sistem
§ Meningkatkan kecepatan peredaran uang (velocity of money) dalam masyarakat yang
secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Salah satu hal sederhana dari manfaat
penggunaan e-Money adalah akumulasi dari jumlah uang kembalian. Seringkali kita
mengesampingkan uang logam dari hasil kembalian karena nilainya yang sudah
tidak material lagi. Uang logam sebesar Rp 500,- bahkan sudah tidak bisa
digunakan untuk membeli barang lagi. Kita sering “membuang” uang logam
tersebut, menaruhnya di sembarang tempat dengan menganggap tidak ada nilainya
lagi. Tapi tahukah anda, jika rata-rata satu orang “memiliki” uang logam tidak
terpakai sebesar Rp 1.000,- di dalam rumahnya, dengan jumlah populasi penduduk
sebesar 250 juta orang, maka ada jumlah sebesar Rp 250 Miliar dana idle yang
mati, dan tidak digunakan dalam perputaran kegiatan ekonomi. Bayangkan jika
uang logam yang terbuang per individu mencapai angka yang lebih besar. Berapa besar dana idle yang menjadi mati di dalam
masyarakat. Padahal uang logam tersebut juga adalah uang yang sah secara hukum,
dan termasuk dalam kategori uang kartal dan M2 dalam siklus velocity of money yang dihitung oleh
Bank Indonesia.
Produk
uang elektronik atau e-Money dapat “mengurangi” uang logam yang terbuang
tersebut, dengan mengakumulasikannya dalam saldo masing-masing kartu. Bahkan Rp
1,- pun tidak akan terbuang dengan sia-sia. Manfaat ini yang harus disadari
oleh individu dan masyarakat pada umumnya, bahwa hampir tidak ada sisi negatif
dari implementasi program GNTT. Tujuannya dan
benefitnya dalah untuk semua stakeholder.
Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi, bank penerbit uang elektronik, dan payment enabler telah beberapa kali mengadakan roadshow, misalnya dalam bentuk Festival Smart Money Smart City yang salah satunya dilakukan pada tanggal 2-4 Juli 2016 di Golf Driving Range Senayan, Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan awareness masyarakat akan program GNTT.
Masa
Depan Payment Transaction untuk Mendukung E-Commerce dan Digital Financial
Service
Perkembangan Layanan Keuangan Digital
(Digital Financial Service) semakin mengarah kepada kebutuhan sehari-hari.
Contohnya uang elektronik dapat digunakan untuk transaksi pembayaran sebagai
berikut:
§ Pintu Tol : Jabodetabek, Cirebon, Semarang, Surabaya,
Bali, dan Medan (ruas tol tertentu).
§ Bus : Transjakarta, Trans Jogja, Batik Solo Trans.
§ Kereta : Commuterline
Jabodetabek.
§ Parkir : ISS Parking, Secure Parking, parkir pinggir
jalan di kawasan tertentu (foto terlampir).
§ SPBU : Pertamina dengan logo e-Money.
§ Convenience store : Indomaret, Alfamart, Alfamidi,
Lawson, Circle-K, Lion Superindo, Hypermart.
§ Toko : Gramedia.
§ Restoran : Solaria, Excelso, Es Teler 77.
§ Rekreasi : Waterboom Cikarang, Wonder Water World Medan.
Snowbay Waterpark, dan lain-lain.
Gambar 10 – Mesin e-Payment untuk Parkir Kendaraan |
Gambar 13 – Tapping Machine Transjakarta |
Untuk mengisi ulang uang elektronik,
nasabah cukup mendatangi mesin ATM atau convenience
store terdekat. Transaksi dengan menggunakan uang elektronik akan
mengurangi antrian pembelian tiket, menunggu uang kembalian, dan pemeriksaan
tiket.
Selain untuk kebutuhan komersil, uang
elektronik dapat digunakan sebagai instrumen penyaluran dana bantuan/subsidi
untuk meningkatkan efisiensi, efekfititas, dan mengurangi potensi risiko penyalahgunaan
bantuan tersebut (G to P payment).
Dengan semakin cepatnya perkembangan e-commerce di Indonesia, penggunaan
instrumen pembayaran non-tunai dapat terus meningkat. Pembayaran transaksi e-commerce melalui mekanisme transfer
dana, kartu kredit, uang elektronik dan e-wallet
dapat menggeser frekuensi penggunaan uang kartal yang selama ini digunakan.
Berdasarkan data dari @wearesocialsg, pada bulan Januari 2016, jumlah pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 88 juta orang, atau sekitar 34 persen dari jumlah populasi di Indonesia, di mana 79 juta dan 66 juta penggunanya adalah pemakai aplikasi social media yang aktif melalui fixed line dan mobile. Jumlah ini merupakan potensi pasar yang sangat besar, di mana transaksi yang dilakukan oleh para pengguna tersebut hampir seluruhnya menggunakan pembayaran non-tunai. Institusi penyedia jasa keuangan lokal harus cepat menangkap peluang ini dan meningkatkan infrastruktur pendukungnya. Jika tidak, maka peluang ini akan diambil oleh pihak asing yang jauh lebih siap dari sisi teknologi dan kapitalnya.
Berdasarkan data dari @wearesocialsg, pada bulan Januari 2016, jumlah pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 88 juta orang, atau sekitar 34 persen dari jumlah populasi di Indonesia, di mana 79 juta dan 66 juta penggunanya adalah pemakai aplikasi social media yang aktif melalui fixed line dan mobile. Jumlah ini merupakan potensi pasar yang sangat besar, di mana transaksi yang dilakukan oleh para pengguna tersebut hampir seluruhnya menggunakan pembayaran non-tunai. Institusi penyedia jasa keuangan lokal harus cepat menangkap peluang ini dan meningkatkan infrastruktur pendukungnya. Jika tidak, maka peluang ini akan diambil oleh pihak asing yang jauh lebih siap dari sisi teknologi dan kapitalnya.
Dengan adanya relaksasi Bank Indonesia dan OJK untuk mengakomodir perkembangan e-commerce tersebut diharapkan kemudahan yang diberikan tetap dapat menjaga empat poin utama dalam sistem pembayaran non-tunai keamanan, efisiensi, perluasan akses dan perlindungan konsumen.
Studi yang dilakukan oleh World Economic Forum, menyatakan bahwa perkembangan
teknologi dalam bentuk disruptive innovation menyebabkan platform financial service yang selama ini dibentuk menjadi berubah4. Implikasi dari evolusi
tersebut menyebabkan model bisnis jasa keuangan menjadi tidak jelas,
menciptakan ketidakpastian, dan memaksa industry
leaders untuk merespon perubahan tersebut untuk bertahan dalam kompetisi
yang semakin ketat4. Produk uang elektronik
hanya awal yang sederhana dari disruptive
innovation di dalam fintech. Inovasi fintech
yang bersifat disruption tidak hanya one-time event, tapi akan terus-menerus
dan mengubah consumer behavior
masyarakat4. Seperti kita
sudah bisa lihat pada kecenderungan orang untuk membeli sesuatu secara daring (online), melambatnya sales pada physical stores, awareness
Gojek, Uber, Grab, yang benar-benar mengubah kebiasaan masyarakat selama ini.
Program GNTT yang dijalankan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia, diharapkan dapat mengejar ketertinggalan
Indonesia dalam transaksi pembayaran non-tunai. Jumlah pengguna internet di
Indonesia yang cukup besar, dan awareness
yang tinggi dari mayoritas penduduk di usia produktif (populasi gen X dan Y)
diharapkan dapat mempercepat konversi pengunaan transaksi non-tunai. Saat ini,
masyarakat Indonesia dan global sudah berhadapan dengan cashless world dengan bentuk key
trend:
§ Mobile payments
§ Streamlines payments
§ Integrated billing
§ Next generation security
Key
trend tersebut sangat berbeda
dengan metode pembayaran konvensional sebelumnya dan jauh lebih advance dibanding hanya sekedar uang
elektronik yang saat ini sedang diperkenalkan ke masyarakat Indonesia.
Selain dorongan pertumbuhan karena
teknologi, studi yang dilakukan oleh Nomura dan dipublikasikan oleh Bloomberg
menunjukkan bahwa perkembangan e-Money juga akan dipengaruhi oleh kebijakan
monetari ekspansif yang diterapkan oleh beberapa bank sentral seperti di Jepang
dan Eropa5. Kebijakan moneter Negative
Interest Rate Policy (NIRP) secara tidak langsung akan mendorong percepatan
evolusi e-payment tersebut5.
Untuk menghindari negative interest rate yang dapat mengurangi jumlah tabungan atau
deposit, masyarakat di negara tersebut akan cenderung menyimpan uangnya dalam
bentuk kas. Instrumen uang elektronik dapat menjadi alternatif lain bagi masyarakat
untuk menyimpan tabungannya. Selain dana tidak tergerus negative interest rate, uang elektronik lebih aman dan mudah dibawa
dibandingkan dengan menyimpan uang tunai di rumah.
Tulisan
ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bagi individu dan masyarakat untuk
memahami manfaat dari penggunaan instrumen pembayaran non-tunai. Suka atau
tidak suka, masa depan jasa keuangan dan transaksi pembayaran sudah berubah
dari metode konvensional saat ini. Inovasi fintech
yang dinamis akan mengarah kepada simplifikasi jasa keuangan, mobile, cepat, dan yang pasti akan mengubah
consumer behavior masyarakat.
“The best way to predict your future, is to create it.” ~ Abraham Lincoln
Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia dan Net Media (PT Net Mediatama Indonesia) dengan tema “SmartMoney Wave”.
Sumber:
www.bi.go.id
1Bisnis Indonesia. Bank
Dunia Catat Baru 36% Masyarakat Indonesia Punya Akses Perbankan. 31
Desember 2015.
2Gerai Info Bank Indonesia. Mengurangi Ketergantungan Pada Uang Tunai. Newsletter Bank Indonesia,
Edisi 50, Tahun 2014.
3Kontan. Himbara
Gratiskan Biaya Tarik Tunai di ATM Link. 31 Oktober 2016.
4World Economic Forum. 2015. The Future of Financial Services: How Disruptive Innovations Are
Reshaping The Way Financial Services Are Structured, Provisioned and Consumed.
Financial Services Community prepared in collaboration with Deloitte.
5Finkel, Isobel & Natasha Doff. Bloomberg Article: Nomura Has 10 ‘Gray Swan’ Risks That Could Roil
Markets in 2017. December 8, 2016.
OFFICIAL CONTACT
BANK INDONESIA
Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta 10350
131bicara@bi.go.id
SOCIAL MEDIA
BankIndonesiaOfficial
@bank_indonesia
bank_indonesia
BankIndonesiaChannel
BankIndonesiaOfficial
@bank_indonesia
bank_indonesia
BankIndonesiaChannel
OFFICIAL CONTACT
PT NET MEDIATAMA
Jl. Mega Kuningan Barat No. 3, Kuningan TImur, Setiabudi, Jakarta Selatan 12950
SOCIAL MEDIA
netmediatamaindonesia
@netmediatama
netmediatama
netmediatama
netmediatamaindonesia
@netmediatama
netmediatama
netmediatama
About Agnes Claudia
Hi, My Name is Agnes. I have interest in Food, Photography, Travel and Beauty. Should you have any comments or any other business queries, please drop down your comments below. Enjoy The Fat Falcon! :)
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
Nama saya Reni Alida, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati, karena ada penipuan dan perusahaan pinjaman palsu di mana-mana, mereka akan mengirimkan dokumen perjanjian pinjaman palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah penipuan, karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
BalasHapusBeberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya ditipu oleh beberapa perusahaan pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Elizebeth Isaac Loan Company, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp.600.000,00 (600 ribu) dalam waktu kurang dari 24 jam dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, jangan ragu-ragu, silakan hubungi dia melalui email nyata: Elizebethisaacloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan dia tidak akan mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi syarat dan ketentuannya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: renialida@gmail.com. Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening mereka setiap bulan.
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa stres dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan sejumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diminta untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu hanya lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memerintahkan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.
Halo semuanya, saya Rika Nadia, saat ini tinggal orang Indonesia dan saya warga negara, saya tinggal di JL. Baru II Gg. Jaman Keb. Lama Utara RT.004 RW.002 No. 26. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberikan saran nyata kepada semua warga negara Indonesia yang mencari pinjaman online untuk berhati-hati karena internet penuh dengan penipuan, kadang-kadang saya benar-benar membutuhkan pinjaman , karena keuangan saya buruk. statusnya tidak begitu baik dan saya sangat ingin mendapatkan pinjaman, jadi saya jatuh ke tangan pemberi pinjaman palsu, dari Nigeria dan Singapura dan Ghana. Saya hampir mati, sampai seorang teman saya bernama EWITA YUDA (ewitayuda1@gmail.com) memberi tahu saya tentang pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ny. ESTHER PATRICK Manajer cabang dari Access loan Firm, Dia adalah pemberi pinjaman global; yang saya hubungi dan dia meminjamkan saya pinjaman Rp600.000.000 dalam waktu kurang dari 12 jam dengan tingkat bunga 2% dan itu mengubah kehidupan seluruh keluarga saya.
BalasHapusSaya menerima pinjaman saya di rekening bank saya setelah Nyonya. LADY ESTHER telah mentransfer pinjaman kepada saya, ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah Rp600.000.000 yang saya terapkan telah dikreditkan ke rekening bank saya. dan saya punya buktinya dengan saya, karena saya masih terkejut, emailnya adalah (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)
Jadi untuk pekerjaan yang baik, LADY ESTHER telah melakukannya dalam hidup saya dan keluarga saya, saya memutuskan untuk memberi tahu dan membagikan kesaksian saya tentang LADY ESTHER, sehingga orang-orang dari negara saya dan kota saya dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) silakan hubungi LADY ESTHER Dia tidak tahu bahwa saya melakukan ini tetapi saya sangat senang sekarang dan saya memutuskan untuk memberi tahu orang lain tentang dia, Dia menawarkan semua jenis pinjaman baik untuk perorangan maupun perusahaan dan juga saya ingin Tuhan memberkati dia lebih banyak,
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (rikanadia6@gmail.com). Sekarang, saya adalah pemilik bangga seorang wanita bisnis yang baik dan besar di kota saya, Semoga Tuhan Yang Mahakuasa terus memberkati LADY ESTHER atas pekerjaannya yang baik dalam hidup dan keluarga saya.
Tolong lakukan dengan baik untuk meminta saya untuk rincian lebih lanjut tentang Ibu dan saya akan menginstruksikan, dan ada bukti pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) Terima kasih semua